“Anak-anak,
kerjakan dengan jujur ya! Tak ada yang boleh menyontek!”.
Ya memang saat itu aku sedang melangsungkan
Ulangan Akhir Semester pertamaku di
kelas 8 ini. 1 jam berlangsung, kelasku pun mulai gaduh, termasuk aku dan orang
yang duduk di depanku. Aku dan diapun saling menanyakan jawaban yang tidak kami
ketahui. Kami memang dekat, tapi kami tak mempunyai hubungan apapun, bahkan
sahabat pun tidak! Ya, memang absen kami berurutan, dia 12 dan aku 13. Ulangan
Akhir Semester pun selesai. Kami murid SMP Negeri Harapan Bangsa selalu
melaksanakan classmetting setiap selesai Ulangan Akhir Semester.
Waktu
yang kami semua tunggu pun datang. Hati kami bercampur aduk semua. Senang dan
risau, itulah yang kami (murid SMPN Harapan Bangsa) rasakan. Menanti hasil
rapor dibagikan, dan diadakannya panggung gembira untuk semua murid SMPN
Harapan Bangsa. Rapor telah ada di tangan kami semua. Tak di sangka, aku dan
dia yang biasanya duduk di depanku memilikijumlah
nilai yang sama.
“Cie.. Dyah sama Kirey nilainya
sama..” Cetus seorang temanku.
“Apa sih? Nilai aja kok!”
“Halah.. kamu biasanya juga deket
gitu kok sama Kirey! Pas ulangan aja kamu duuekket..”
“Ya mestilah deket, kan dia di
depanku”
“Ya nggak kok. Kamu lo sama Kirey
juga satu SD, terus sekarang juga masih satu kelas. Dulu pas kelas 7 juga satu
kelas.. cie..” Cetus temanku yang lainnya.
“Biasa aja toh..” bantah Kirey.
“Cie..cie..”
Teman-temanku pun mengolok-olok diriku dan Kirey.
Tanpa ada balasan dariku lagi, aku pun meninggalkan mereka semua, dan beranjak
keluar gerbang sekolah.
Hari-hari
kulewati bersama teman-temanku dan sahabat-sahabatku. Hingga tak terasa kami
(anak kelas 8C) akan berpisah. Karena kami memang akan kembali ke kelas kita
semula. Seperti aku dan dia (Kirey) yang akan kembali lagi satu kelas. Untuk
membuat suatu kenangan yang indah, kami satu kelas memutuskan untuk berlibur di
WBL.
(**) Pertama
di kelas 9C yang akrab denganku hanyalah Yuli dan Kirey. Yuli adalah sahabatku
dari kelas 7, dan Kirey… tentu saja dia akrab denganku, dia dan aku duduk
depan-belakang. Entah bagaimana cerita, aku melihat kedekatan antara Yuli dan Kirey.
Ada rasa cemburu dalam diriku, karena memang dari sejak kelas 7 aku sudah
mengagumi Kirey. Aku pun tak tahu alasanku mengaguminya. Dia seperti
teman-temanku yang lain, tapi ntah mengapa ada sesuatu yang special dalam dirinya.
“Rey,
ini lo Sani sms”
“Mana cik?”
“Ini, balesin sendiri smsnya!”
“Iya”.
Kurang lebih itulah percakapan
mereka berdua. Sani? Siapa dia? Apakah dia pacarnya Kirey? Muncul beberapa
pertanyaan dariku tentang Sani. Ku coba tanyakan semua pertanyaanku tentang
Sani ke Yuli. Yuli pun menjelaskan semuanya kepadaku. Ada rasa sakit hati saat
aku mengetahui siapa Sani. Tapi rasa sakit itu tidak terlalu aku rasa, karena
memang saat itu aku masih mencintai Adi.
(**) Suatu saat, aku melihat sedikit ada perubahan pada diri Kirey. Dia sekarang lebih memilih diam dan menyendiri daripada harus berkumpul bersama teman-temannya.
“Rey,
kenapa kamu? Galau ya?” Tanya Yuli.
“Gak apa-apa”
“Pasti gara-gara Sani”
“Begitulah”
“Kenapa ce Kirey?” tanyaku.
“Biasa ce, patah hati”
“Ow..”
Setelah kejadian itu, hampir setiap hari aku
lihat wajah Kirey muram (galau). Aku pun mencoba untuk menghibur+mendekati dia.
“Ce,
nanti kamu alasan mau nyomblangin aku sama Kirey ke mung”
“Terus gimana ce caranya?”
“Ntar kita makan bareng ber4 di
mie setan, terus ntar kamu sama mung aku tinggal sama Kirey pergi. Jadi ntar
kalian berdua aja”
“Tapi lo ce kapan?”
“Pulang les Bu Santi”
“Emang mung mau?”
“Coba dulu apa salahnya”
“Semoga mau ya ce..”
“amin..”
(**) Rey, besok pulang les Bu Santi ayo
ke mie setan yok. Mung juga ajak. Ntar kita bantu Yuli buat PDKT sama Mung.
Ntar kita tinggalin mereka berdua di tempat. Ntar kita keluar ntah kemana dulu.
Mau kan?
Yap.. kurang lebih seperti itulah pesan yang aku kirimkan ke Kirey. Dan Kirey pun menyetujui rencana yang telah aku susun.
Yap.. kurang lebih seperti itulah pesan yang aku kirimkan ke Kirey. Dan Kirey pun menyetujui rencana yang telah aku susun.
“Ayo
mung muleh les nang Mie Setan” ajakku.
“Ambek sopo wae?”
“Khe, aku, Yuli, Kirey”
“Aku lo urung izin ortuku dya”
“Gpp mung, sediluk wae lo..”
“Bayari yo!”
“Di bayari Yuli Kabeh”
“Yo wes iyo”
Yes!! Satu kata yang terucap
dalam benakku.
“Ayo dya, kuwe ndisik”
“Iyo..”
Aku berboncengan dengan Yuli, dan Resky
berboncengan dengan Kirey.
“Iyo eh double date” Kata salah
satu temanku.
“Opo seh? Ogak nde..” Aku
membantah perkataan temanku dan berlalu dengan men-gas sepeda motor yang aku
tumpangi.
Mungkin
malam itu menjadi malam yang special bagiku. Ya, aku tau sebenarnya itu tak
sesuai dengan rencana yang telah aku susun matang-matang. Paling tidak, aku
bisa keluar bersama orang yang aku sayang dan dengan sahabatku.
Hari-hari
ku lewati seperti biasanya. Namun kini, ada seseorang lebih memperhatikan
keadaanku. Ada seseorang yang selalu menasehati aku. Ya.. dia adalah Kirey.
Kedekatanku dengannya pun masih berlanjut. Dia selalu menanyakan bagaimana
kabar dan keadaanku setiap waktu. Saat pulang les, saat akan tidur, dan saat
disekolahpun.
(**) 06 November 2012, tepat dimana
hari kelahiran Kirey. 2 hari sebelum ulang tahun Kirey yang ke-15, aku sudah
mempersiapkan kado untuknya. Sepasasng jam tangan couple warna perak yang
bertuliskan CA. Sebelum aku membeli kado untuknya, aku mencoba menayakan suatu
hal yang dia inginkan di hari ulang tahunnya.
Rey, besok tanggal 6 November kamu kan ultah, kamu
pengen apa?
-Aku gak pengen apa-apa
Nggak mungkin lah. Mungki harapan atau apa gitu?
-Aku pengen orang yang aku sayang, sadar kalau aku sayang sama dia.
Siapa? Kalau boleh tau..
-Seseorang. La Kamu siapa?
Depannya A
-Adi? Ya.. semoga kamu sadar siapa orang yang bener” sayang sama kamu
Bukan!! Amin…
-Terus siapa? Anak mana?
Depannya A, anak satu kelas
-Siapa sih? Kasih tau dong..
Besok aja di sekolah
-Oke ;)
Yap.. kurang lebih seperti itulah isi pesan
singkatku saat itu dengan Kirey. Ada satu pertanyaan yang muncul dalam benakku.
Apa maksud Kirey menulis “semoga kamu sadar siapa orang yang bener2 sayang
sama kamu”? Apakah
maksud dia, aku bisa sadar akan kehadirannya di kehidupanku? Ataukah aku bisa
sadar kalau aku adalah orang yang dia maksud?
-Aku gak pengen apa-apa
Nggak mungkin lah. Mungki harapan atau apa gitu?
-Aku pengen orang yang aku sayang, sadar kalau aku sayang sama dia.
Siapa? Kalau boleh tau..
-Seseorang. La Kamu siapa?
Depannya A
-Adi? Ya.. semoga kamu sadar siapa orang yang bener” sayang sama kamu
Bukan!! Amin…
-Terus siapa? Anak mana?
Depannya A, anak satu kelas
-Siapa sih? Kasih tau dong..
Besok aja di sekolah
-Oke ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar