Rabu, 02 Oktober 2013

Tak Selamanya Berbuah Keinginan (Part 1)


 
                “Anak-anak, kerjakan dengan jujur ya! Tak ada yang boleh menyontek!”.
 Ya memang saat itu aku sedang melangsungkan Ulangan Akhir Semester  pertamaku di kelas 8 ini. 1 jam berlangsung, kelasku pun mulai gaduh, termasuk aku dan orang yang duduk di depanku. Aku dan diapun saling menanyakan jawaban yang tidak kami ketahui. Kami memang dekat, tapi kami tak mempunyai hubungan apapun, bahkan sahabat pun tidak! Ya, memang absen kami berurutan, dia 12 dan aku 13. Ulangan Akhir Semester pun selesai. Kami murid SMP Negeri Harapan Bangsa selalu melaksanakan classmetting setiap selesai Ulangan Akhir Semester.
                Waktu yang kami semua tunggu pun datang. Hati kami bercampur aduk semua. Senang dan risau, itulah yang kami (murid SMPN Harapan Bangsa) rasakan. Menanti hasil rapor dibagikan, dan diadakannya panggung gembira untuk semua murid SMPN Harapan Bangsa. Rapor telah ada di tangan kami semua. Tak di sangka, aku dan dia yang biasanya duduk di depanku memilikijumlah nilai yang sama.
“Cie.. Dyah sama Kirey nilainya sama..” Cetus seorang temanku.
“Apa sih? Nilai aja kok!”
“Halah.. kamu biasanya juga deket gitu kok sama Kirey! Pas ulangan aja kamu duuekket..”
“Ya mestilah deket, kan dia di depanku”
“Ya nggak kok. Kamu lo sama Kirey juga satu SD, terus sekarang juga masih satu kelas. Dulu pas kelas 7 juga satu kelas.. cie..” Cetus temanku yang lainnya.
“Biasa aja toh..” bantah Kirey.
“Cie..cie..”
 Teman-temanku pun mengolok-olok diriku dan Kirey. Tanpa ada balasan dariku lagi, aku pun meninggalkan mereka semua, dan beranjak keluar gerbang sekolah.
                Hari-hari kulewati bersama teman-temanku dan sahabat-sahabatku. Hingga tak terasa kami (anak kelas 8C) akan berpisah. Karena kami memang akan kembali ke kelas kita semula. Seperti aku dan dia (Kirey) yang akan kembali lagi satu kelas. Untuk membuat suatu kenangan yang indah, kami satu kelas memutuskan untuk berlibur di WBL.


                (**) Pertama di kelas 9C yang akrab denganku hanyalah Yuli dan Kirey. Yuli adalah sahabatku dari kelas 7, dan Kirey… tentu saja dia akrab denganku, dia dan aku duduk depan-belakang. Entah bagaimana cerita, aku melihat kedekatan antara Yuli dan Kirey. Ada rasa cemburu dalam diriku, karena memang dari sejak kelas 7 aku sudah mengagumi Kirey. Aku pun tak tahu alasanku mengaguminya. Dia seperti teman-temanku yang lain, tapi ntah mengapa ada sesuatu yang special dalam dirinya.
            “Rey, ini lo Sani sms”
“Mana cik?”
“Ini, balesin sendiri smsnya!”
“Iya”.
Kurang lebih itulah percakapan mereka berdua. Sani? Siapa dia? Apakah dia pacarnya Kirey? Muncul beberapa pertanyaan dariku tentang Sani. Ku coba tanyakan semua pertanyaanku tentang Sani ke Yuli. Yuli pun menjelaskan semuanya kepadaku. Ada rasa sakit hati saat aku mengetahui siapa Sani. Tapi rasa sakit itu tidak terlalu aku rasa, karena memang saat itu aku masih mencintai Adi.

(**) Suatu saat, aku melihat sedikit ada perubahan pada diri Kirey. Dia sekarang lebih memilih diam dan menyendiri daripada harus berkumpul bersama teman-temannya.
            “Rey, kenapa kamu? Galau ya?” Tanya Yuli.
“Gak apa-apa”
“Pasti gara-gara Sani”
“Begitulah”
“Kenapa ce Kirey?” tanyaku.
“Biasa ce, patah hati”
“Ow..”
 Setelah kejadian itu, hampir setiap hari aku lihat wajah Kirey muram (galau). Aku pun mencoba untuk menghibur+mendekati dia.
            “Ce, nanti kamu alasan mau nyomblangin aku sama Kirey ke mung”
“Terus gimana ce caranya?”
“Ntar kita makan bareng ber4 di mie setan, terus ntar kamu sama mung aku tinggal sama Kirey pergi. Jadi ntar kalian berdua aja”
“Tapi lo ce kapan?”
“Pulang les Bu Santi”
“Emang mung mau?”
“Coba dulu apa salahnya”
“Semoga mau ya ce..”
“amin..”


           (**)  Rey, besok pulang les Bu Santi ayo ke mie setan yok. Mung juga ajak. Ntar kita bantu Yuli buat PDKT sama Mung. Ntar kita tinggalin mereka berdua di tempat. Ntar kita keluar ntah kemana dulu. Mau kan?
Yap.. kurang lebih seperti itulah pesan yang aku kirimkan ke Kirey. Dan Kirey pun menyetujui rencana yang telah aku susun.
            “Ayo mung muleh les nang Mie Setan” ajakku.
“Ambek sopo wae?”
“Khe, aku, Yuli, Kirey”
“Aku lo urung izin ortuku dya”
“Gpp mung, sediluk wae lo..”
“Bayari yo!”
“Di bayari Yuli Kabeh”
“Yo wes iyo”
Yes!! Satu kata yang terucap dalam benakku.
“Ayo dya, kuwe ndisik”
“Iyo..”
 Aku berboncengan dengan Yuli, dan Resky berboncengan dengan Kirey.
“Iyo eh double date” Kata salah satu temanku.
“Opo seh? Ogak nde..” Aku membantah perkataan temanku dan berlalu dengan men-gas sepeda motor yang aku tumpangi.
                Mungkin malam itu menjadi malam yang special bagiku. Ya, aku tau sebenarnya itu tak sesuai dengan rencana yang telah aku susun matang-matang. Paling tidak, aku bisa keluar bersama orang yang aku sayang dan dengan sahabatku.
                Hari-hari ku lewati seperti biasanya. Namun kini, ada seseorang lebih memperhatikan keadaanku. Ada seseorang yang selalu menasehati aku. Ya.. dia adalah Kirey. Kedekatanku dengannya pun masih berlanjut. Dia selalu menanyakan bagaimana kabar dan keadaanku setiap waktu. Saat pulang les, saat akan tidur, dan saat disekolahpun.


(**) 06 November 2012, tepat dimana hari kelahiran Kirey. 2 hari sebelum ulang tahun Kirey yang ke-15, aku sudah mempersiapkan kado untuknya. Sepasasng jam tangan couple warna perak yang bertuliskan CA. Sebelum aku membeli kado untuknya, aku mencoba menayakan suatu hal yang dia inginkan di hari ulang tahunnya.
Rey, besok tanggal 6 November kamu kan ultah, kamu pengen apa?
-Aku gak pengen apa-apa
                Nggak mungkin lah. Mungki harapan atau apa gitu?
-Aku pengen orang yang aku sayang, sadar kalau aku sayang sama dia.
                Siapa? Kalau boleh tau..
-Seseorang. La Kamu siapa?
                Depannya A
-Adi? Ya.. semoga kamu sadar siapa orang yang bener” sayang sama kamu
                Bukan!! Amin…
-Terus siapa? Anak mana?
                Depannya A, anak satu kelas
-Siapa sih? Kasih tau dong..
                Besok aja di sekolah
-Oke ;)
Yap.. kurang lebih seperti itulah isi pesan singkatku saat itu dengan Kirey. Ada satu pertanyaan yang muncul dalam benakku. Apa maksud Kirey menulis “semoga kamu sadar siapa orang yang bener2 sayang sama kamu”? Apakah maksud dia, aku bisa sadar akan kehadirannya di kehidupanku? Ataukah aku bisa sadar kalau aku adalah orang yang dia maksud?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar