Jumat, 04 Oktober 2013

Pentingnya Perilaku Jujur Dalam Kehidupan Sehari-hari



Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Pentingnya Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari

          Perilaku Terpuji (akhlakul karimah) merupakan ciri-ciri dari kepribadian seorang muslim yang sempurna. Seorang Muslim dikatakan sempurna, jika memiliki kepribadian yang tertanam dalam dirinya sifat-sifat yang terpuji, seperti sifat Jujur.
            Jujur adalah sesuatu yang dikatakan atau dilakukan sesuai dengan kenyataan atau i’tikad dari dalam hati. Wajib bagi kita untuk selalu berlaku jujur dimanapun kita berada. Rasulullah bersabda :
"Wajib atas kalian untuk jujur, sebab jujur itu akan membawa kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan jalan ke surga, begitu pula seseorang senantiasa jujur dan memperhatikan kejujuran, sehingga akan termaktub di sisi Allah atas kejujurannya. Sebaliknya, janganlah berdusta, sebab dusta akan mengarah pada kejahatan, dan kejahatan akan membawa ke neraka, seseorang yang senantiasa berdusta, dan memperhatikan kedustaannya, sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta"
(HR. Bukhari-Muslim dari Ibnu Mas'ud)
[Sumber : http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=524]
                Kebenaran dalam perkataan dan perbuatan akan membawa pada kebaikan atas apa yang kita ucapkan dan lakukan. Saat kita selalu berkata jujur dalam hal apapun, maka cahaya kebenaran itu akan memancar kedalam lubuk hati dan pikirannya. Kejujuran adalah ketenangan hati, maksudnya orang yang berkata jujur didalam hidupnya akan merasa tenang, karena tidak ada yang perlu disembunyikan dari orang lain. Saat seseorang berbohong, maka hidupnya tak akan tenang. Karena dia menyembunyikan sebuah kebenaran, dan ia akan selalu menutupi kebohongannya itu dengan kebohongan yang lain. Maka, saat ia berbohong terhadap satu hal saja, ia akan selalu mencari alasan lain untuk menutupi kebohongannya itu.
Contoh perbedaan kejujuran dan kebohongan yang merujuk pada ketenangan hati :
                * Kejujuran
                         Hari Senin kemarin, Ali terlambat datang ke Sekolah karena Ia bangun terlalu siang. Akibatnya, ia tidak bisa mengikuti upacara Bendera. Di Sekolah ia ditanya oleh guru kesiswaannya alasan ia datang terlambat. Karena Ali adalah siswa yang jujur, maka ia mengatakan yang sebenarnya terjadi. Gurunya pun tetap menghukumnya atas kesalahan yang ia perbuat itu. Ali pun menerimanya dengan Iklhas, karena ia sadar bahwa itu adalah kesalahannya. Saat di kelas ia pun ditanya oleh temannya mengapa ia datang terlambat. Ali pun mengatakan sesuai dengan apa yang ia ceritakan oleh gurunya tadi. Ali pun merasa tenang dan tak ada yang perlu disembunyikan atas kesalahan yang ia perbuat itu.
                * Kebohongan
                          Pada hari Selasa, Dino terlambat pulang ke rumah karena bermain bersama teman-temannya di sebuah café. Karena takut dimarahi oleh ayahnya, Doni pun berbohong pada Ayahnya. Saat di rumah, Doni di Tanya oleh ayahnya alasan ia pulang telat. Doni pun mengatakan bahwa ia mengikuti ulangan susulan {Kebohongan 1}. Lalu Ayahnya bertanya lagi, ulangan apa yang Doni laksanakan, Doni pun mengatakan Ulangan Matematika {Kebohongan 2}. Lalu ayahnya bertanya lagi, dengan siapa ia menyusul ulangan itu, Doni pun menjawab sendirian {Kebohongan 3}. Lalu bertanya lagi, bagaimana soal-soal yang ia kerjakan, apakah sulit apa tidak. Doni pun menjawab sangat sulit {Kebohongan 4}. Perasaan Donipun tidak tenang. Karena ia harus terus mencari alasan untuk menutupi kebohongannya itu. Berawal dari satu kebohongan, dapat melahirkan 4 kebohongan. Dan kebohongan-kebohongan lain akan terus Doni berikan.
                Kejujuran selain memberikan ketenangan hati dalam diri kita, kejujuran juga akan memberikan kepercayaan akan diri kita. Saat kita selalu berbuat, dan berkata Jujur, maka orang lain akan percaya atas apa yang telah kita bicarakan, kita lihat, dan kita lakukan. Lain halnya saat kita selalu berbohong. Orang lain tak akan percaya lagi dengan kita. Tak akan percaya dengan apa yang kita bicarakan, apa yang kita lihat dan apa yang kita lakukan. Orang lain akan selalu menilai kita sebagai pribadi yang negative.
                Kita seharusnya untuk selalu bersama orang-orang yang jujur. Seperti apa yang tercantum dalam ayat Al-Qur’an berikut :
Surat At-Taubah ayat 119
الصَّادِقِينَ مَعَ وَكُونُوا اللَّهَ اتَّقُوا آمَنُوا الَّذِينَ أَيُّهَا يَا

  Artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur (benar)”
{Sumber: http://quran.ittelkom.ac.id/?sid=9&aid=119&pid=arabicid}

            Dalam kehidupan sehari-hari, berperilaku jujur sangatlah penting. Karena kejujuran memiliki banyak sekali manfaat yang dapat kita rasakan dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Manfaat dari berperilaku jujur, antara lain :
1.      Masuk Surga. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah Ayat 119
 تَجْرِي جَنَّاتٌ لَهُمْ صِدْقُهُمْ الصَّادِقِينَ يَنْفَعُ مُ يَوْ اهَٰذَ اللَّهُ قَالَ
اللَّهُ رَضِيَ أَبَدًا فِيهَا خَالِدِينَ الْأَنْهَارُ تَحْتِهَا مِنْ
الْعَظِيمُ الْفَوْزُ ذَٰلِكَ عَنْهُ وَرَضُوا عَنْهُمْ
Artinya : Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar".
{Sumber : http://quran-terjemah.org/al-maidah/119.htm}
2.       Mendapat Kepercayaan dari Orang lain. Kepercayaan orang lain sangatlah penting bagi kita.
                             Jika kita kehilangan kepercayaan itu, sangat sulit bagi kita untuk
                             mengembalikan lagi kepercayaan tersebut.

3.       Mendapat ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosa kita.
Seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat al-Ahzab ayat 70-71.
لَكُمْ وَيَغْفِرْ أَعْمَالَكُمْ لَكُمْ يُصْلِحْ .سَدِيدًا قَوْلاً وَقُولُوا اللَّهَ اتَّقُوا ءَامَنُوا الَّذِينَ يَاأَيُّهَا
.عَظِيمًا فَوْزًا فَازَ فَقَدْ وَرَسُولَهُ اللَّهَ يُطِعِ وَمَنْ ذُنُوبَكُمْ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta`ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
{Sumber : http://rikzamaulan.blogspot.com/2010/05/adab-bertutur-kata-yang-baik.html}
4.       Hati merasa lebih tenang.
5.       Memiliki banyak teman.
6.       Mendapat pahala yang besar.
7.       Mendapat berkah dari Allah SWT.

                Ada banyak sekali manfaat yang dapat kita rasakan saat bersikap jujur, anatara lain manfaat seperti yang disebutkan diatas. Manfaat yang dapat kita terima baik dalam kehidupan di dunia, maupun di akhirat. Oleh sebab itu, penting sekali bagi kita untuk menerapkan perilaku jujur ini dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari hal-hal kecil seperti tidak berbohong kepada orang tua dan saudara. Jika kita sudah terbiasa bersikap jujur Insya Allah kita akan merasakan manfaat dari perilaku jujur tersebut.

 ~Contoh gambar berperilaku jujur :
                                              



Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

By : Dea Ayu Prananda. (08)
       X-MIPA 1
   

Rabu, 02 Oktober 2013

Tak Selamanya Berbuah Keinginan (Part 1)


 
                “Anak-anak, kerjakan dengan jujur ya! Tak ada yang boleh menyontek!”.
 Ya memang saat itu aku sedang melangsungkan Ulangan Akhir Semester  pertamaku di kelas 8 ini. 1 jam berlangsung, kelasku pun mulai gaduh, termasuk aku dan orang yang duduk di depanku. Aku dan diapun saling menanyakan jawaban yang tidak kami ketahui. Kami memang dekat, tapi kami tak mempunyai hubungan apapun, bahkan sahabat pun tidak! Ya, memang absen kami berurutan, dia 12 dan aku 13. Ulangan Akhir Semester pun selesai. Kami murid SMP Negeri Harapan Bangsa selalu melaksanakan classmetting setiap selesai Ulangan Akhir Semester.
                Waktu yang kami semua tunggu pun datang. Hati kami bercampur aduk semua. Senang dan risau, itulah yang kami (murid SMPN Harapan Bangsa) rasakan. Menanti hasil rapor dibagikan, dan diadakannya panggung gembira untuk semua murid SMPN Harapan Bangsa. Rapor telah ada di tangan kami semua. Tak di sangka, aku dan dia yang biasanya duduk di depanku memilikijumlah nilai yang sama.
“Cie.. Dyah sama Kirey nilainya sama..” Cetus seorang temanku.
“Apa sih? Nilai aja kok!”
“Halah.. kamu biasanya juga deket gitu kok sama Kirey! Pas ulangan aja kamu duuekket..”
“Ya mestilah deket, kan dia di depanku”
“Ya nggak kok. Kamu lo sama Kirey juga satu SD, terus sekarang juga masih satu kelas. Dulu pas kelas 7 juga satu kelas.. cie..” Cetus temanku yang lainnya.
“Biasa aja toh..” bantah Kirey.
“Cie..cie..”
 Teman-temanku pun mengolok-olok diriku dan Kirey. Tanpa ada balasan dariku lagi, aku pun meninggalkan mereka semua, dan beranjak keluar gerbang sekolah.
                Hari-hari kulewati bersama teman-temanku dan sahabat-sahabatku. Hingga tak terasa kami (anak kelas 8C) akan berpisah. Karena kami memang akan kembali ke kelas kita semula. Seperti aku dan dia (Kirey) yang akan kembali lagi satu kelas. Untuk membuat suatu kenangan yang indah, kami satu kelas memutuskan untuk berlibur di WBL.


                (**) Pertama di kelas 9C yang akrab denganku hanyalah Yuli dan Kirey. Yuli adalah sahabatku dari kelas 7, dan Kirey… tentu saja dia akrab denganku, dia dan aku duduk depan-belakang. Entah bagaimana cerita, aku melihat kedekatan antara Yuli dan Kirey. Ada rasa cemburu dalam diriku, karena memang dari sejak kelas 7 aku sudah mengagumi Kirey. Aku pun tak tahu alasanku mengaguminya. Dia seperti teman-temanku yang lain, tapi ntah mengapa ada sesuatu yang special dalam dirinya.
            “Rey, ini lo Sani sms”
“Mana cik?”
“Ini, balesin sendiri smsnya!”
“Iya”.
Kurang lebih itulah percakapan mereka berdua. Sani? Siapa dia? Apakah dia pacarnya Kirey? Muncul beberapa pertanyaan dariku tentang Sani. Ku coba tanyakan semua pertanyaanku tentang Sani ke Yuli. Yuli pun menjelaskan semuanya kepadaku. Ada rasa sakit hati saat aku mengetahui siapa Sani. Tapi rasa sakit itu tidak terlalu aku rasa, karena memang saat itu aku masih mencintai Adi.

(**) Suatu saat, aku melihat sedikit ada perubahan pada diri Kirey. Dia sekarang lebih memilih diam dan menyendiri daripada harus berkumpul bersama teman-temannya.
            “Rey, kenapa kamu? Galau ya?” Tanya Yuli.
“Gak apa-apa”
“Pasti gara-gara Sani”
“Begitulah”
“Kenapa ce Kirey?” tanyaku.
“Biasa ce, patah hati”
“Ow..”
 Setelah kejadian itu, hampir setiap hari aku lihat wajah Kirey muram (galau). Aku pun mencoba untuk menghibur+mendekati dia.
            “Ce, nanti kamu alasan mau nyomblangin aku sama Kirey ke mung”
“Terus gimana ce caranya?”
“Ntar kita makan bareng ber4 di mie setan, terus ntar kamu sama mung aku tinggal sama Kirey pergi. Jadi ntar kalian berdua aja”
“Tapi lo ce kapan?”
“Pulang les Bu Santi”
“Emang mung mau?”
“Coba dulu apa salahnya”
“Semoga mau ya ce..”
“amin..”


           (**)  Rey, besok pulang les Bu Santi ayo ke mie setan yok. Mung juga ajak. Ntar kita bantu Yuli buat PDKT sama Mung. Ntar kita tinggalin mereka berdua di tempat. Ntar kita keluar ntah kemana dulu. Mau kan?
Yap.. kurang lebih seperti itulah pesan yang aku kirimkan ke Kirey. Dan Kirey pun menyetujui rencana yang telah aku susun.
            “Ayo mung muleh les nang Mie Setan” ajakku.
“Ambek sopo wae?”
“Khe, aku, Yuli, Kirey”
“Aku lo urung izin ortuku dya”
“Gpp mung, sediluk wae lo..”
“Bayari yo!”
“Di bayari Yuli Kabeh”
“Yo wes iyo”
Yes!! Satu kata yang terucap dalam benakku.
“Ayo dya, kuwe ndisik”
“Iyo..”
 Aku berboncengan dengan Yuli, dan Resky berboncengan dengan Kirey.
“Iyo eh double date” Kata salah satu temanku.
“Opo seh? Ogak nde..” Aku membantah perkataan temanku dan berlalu dengan men-gas sepeda motor yang aku tumpangi.
                Mungkin malam itu menjadi malam yang special bagiku. Ya, aku tau sebenarnya itu tak sesuai dengan rencana yang telah aku susun matang-matang. Paling tidak, aku bisa keluar bersama orang yang aku sayang dan dengan sahabatku.
                Hari-hari ku lewati seperti biasanya. Namun kini, ada seseorang lebih memperhatikan keadaanku. Ada seseorang yang selalu menasehati aku. Ya.. dia adalah Kirey. Kedekatanku dengannya pun masih berlanjut. Dia selalu menanyakan bagaimana kabar dan keadaanku setiap waktu. Saat pulang les, saat akan tidur, dan saat disekolahpun.


(**) 06 November 2012, tepat dimana hari kelahiran Kirey. 2 hari sebelum ulang tahun Kirey yang ke-15, aku sudah mempersiapkan kado untuknya. Sepasasng jam tangan couple warna perak yang bertuliskan CA. Sebelum aku membeli kado untuknya, aku mencoba menayakan suatu hal yang dia inginkan di hari ulang tahunnya.
Rey, besok tanggal 6 November kamu kan ultah, kamu pengen apa?
-Aku gak pengen apa-apa
                Nggak mungkin lah. Mungki harapan atau apa gitu?
-Aku pengen orang yang aku sayang, sadar kalau aku sayang sama dia.
                Siapa? Kalau boleh tau..
-Seseorang. La Kamu siapa?
                Depannya A
-Adi? Ya.. semoga kamu sadar siapa orang yang bener” sayang sama kamu
                Bukan!! Amin…
-Terus siapa? Anak mana?
                Depannya A, anak satu kelas
-Siapa sih? Kasih tau dong..
                Besok aja di sekolah
-Oke ;)
Yap.. kurang lebih seperti itulah isi pesan singkatku saat itu dengan Kirey. Ada satu pertanyaan yang muncul dalam benakku. Apa maksud Kirey menulis “semoga kamu sadar siapa orang yang bener2 sayang sama kamu”? Apakah maksud dia, aku bisa sadar akan kehadirannya di kehidupanku? Ataukah aku bisa sadar kalau aku adalah orang yang dia maksud?